OLEH:
Smk kesehatan
karya adi husada
Kompetensi:
keperawatan
Jl.Ra kartini
no.11 bagik longgik rakam kec.selong
Tlp/fax.0376-21986
hp.081933171278
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah
kami panjatkan,puji dan syukur kehadirat Allah swt,Yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya,sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini dibuat dari hasil
pembelajaran kami terhadap referensi-referensi yang kami dapatkan dari buku dan
sumber-sumber lainnya. Kami mendapatkan tugas untuk membuat makalah tentang
penanganan kegawat daruratan pada keracunan. Oleh karena itu, kami memberanikan
diri untuk menyusun makalah ini dengan judul
“penanganan kegawat daruratan pada keracunan”.
Penyusunan makalah ini
dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata pelajaran kedaruratan medis. Dalam
penyusunan makalah ini, kami banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak,
baik berupa materi maupun dorongan dan bimbingan. Oleh karena itu, kami
mengucapkan terimakasih yang sebeser-besarnya
kepada rekan-rekan yang ikut serta dan membantu dalam pembuatan makalah
ini.
Meskipun telah berusaha dengan segenap
kemampuan, namun kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan
jauh dari sempurna. Hal ini disebabkan oleh beberapa kondisi, diantaranya:
masih perlu pembelajaran lebih mendalam tentang
penanganan kegawatdaruratan pada keracunan, keterbatasan sumber,
keterbatasan kemampuan dan pengetahuan kami.
Akhir kata kami mengucapkan
terimakasih dan semoga makalah ini dafat memberikan manfaat bagi kita semua.
Rakam, 10 Januari 2014
DAFTARISI
Kata
pengantar . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . .
Daftar
isi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Bab
1 Pendahuluan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
i.
Latar belakang. . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . .
ii.
Rumsan masalah. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
.
iii.
Tujuan penulis. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. .
Bab 2
Pembahasan. . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . .. . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . .. . . . .
i.
Pngertian racun. . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . .
ii.
Etiologi atau penyebab . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
iii.
Manifestasi klinis. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
iv.
Penatalaksanaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
1.Penatalaksanaan
medis. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . .
2.Penatalaksanaan
keperawatan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . .
Bab 3 Penutup . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . .
i.
Kesimpulan . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
ii.
Saran
iii.
Daftar pustaka . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keracunan adalah suatu keadaan dimana terjadi gangguan
fungsi organ tubuh yang terjadi karena kontak dengan bahan kimia atau masuknya
zat racun kedalam tubuh baik melalui saluran pencernaan, saluran nafas, atau
melalui kulit atau mukosa yang menimbulkan gejala klinis sesuai dengan macam,
dosis dan cara pemberiannya.
Angka yang pasti dari kejadian
keracunan di Indonesia belum diketahui, meskipun banyak dilaporkan
kejadian-kejadian keracunan dibeberapa rumah sakit tetapi angka ini tidak
menggambarkan kejadian yang sebenarnya didalam masyarakat. Lebih kurang 60%
dari paparan keracunan yang dilaporkan terjadi pada anak berumur < 6 tahun,
dengan kematian < 4%.Di RSCM/FK UI Jakarta dilaporkan 45 penderita anak yang
mengalami keracunan setiap tahunnya, sedang di RS dr. Soetomo Surabaya 15 - 30
penderita anak yang datang untuk mendapatkan pengobatan karena keracunan setiap
tahun,yang sebagian besar karena keracunan hidrokarbon ( 45 - 60%), keracunan
makanan, keracunan obat-obatan, detergen dan bahan-bahan rumah tangga yang
lain. Meskipun keracunan dapat terjadi melalui saluran cerna, saluran nafas,
kulit dan mukosa atau parenteral tetapi yang terbanyak racun masuk melalui
saluran cerna ( 75 % ) dan inhalasi ( 14% ).
B. RUMUSAN MASALAH
1) Apa
pengertian racun?
2) Apa saja
penyebab dari keracunan?
3)
Apa saja
tanda dan gejala keracunan ?
4)
Bagaimana
cara menangani keracunan ?
C. TUJUAN PENULIS
1. Tujuan umum : Mengetahui konsep
medis dari KERACUNAN dan bisa menginformasikan kepada masyarakat tentang
KERACUNAN.
2. Tujuan khusus : Mengetahui
Penanganan dan Askep dari Keracun
BAB 2
PEMBAHASAN
1.Pengertian
keracunan
Istilah
racun bersinonim dengan kata toksin dan bisa, namun memiliki definisi yang berbeda antara yang satu dengan
lainnya. Kata "toksin" didefinisi sebagai racun yang dihasilkan dari
proses biologi, atau sering disebut sebagai biotoksin. Sementara, bisa didefinisikan
sebagai cairan mengandung racun yang disekresikan atau dihasilkan oleh hewan
selama proses pertahanan diri atau menyerang hewan lain dengan gigitan maupun
sengatan.
Jadi,Racun
adalah zat yang ketika tertelan, terisap, diabsorbsi, menempel pada kulit atau
dihasilkan di dalam tubuh dalam jumlah yang relative kecil menyebabkan cedera
dari tubuh dengan adanya reaksi kimia.
Adapun beberapa pengertian keracunan antara
lain yaitu :
1.
Intoksikasi atau keracunan adalah masuknya zat atau senyawa
kimia dalam tubuh manusia yang menimbulkan efek merugikan pada yang
menggunakannya. Keracunan melalui inhalasi dan menelan materi toksik, baik
kecelakaan dan karena kesengajaan, merupakan kondisi bahaya kesehatan.
2.
Racun adalah sesuatu yang bila masuk kedalam tubuh kita
menyebabkan keadaan tidak sehat dan bisa membahayakan jiwa ( Ircham Machfoed,
dkk, 2012:87).
3.
Keracunan
adalah masuknya suatu zat kedalam tubuh kita yang dapat mengganggu kesehatan
bahkan dapat mengakibatkan kematian.
4.
Keracunan
adalah keadaan darurat yang diakibatkan masuknya suatu zat atau makanan kedalam
tubuh melalui berbagai cara, seperti melalui saluran pencernaan, saluran pernafasan, atau
melalui kulit (Iskandar Junaidi, 2011:55).
2.Etiologi / penyebab
Bahan penyebab keracunan dapat
diklasifikasikan menjadi :
Ø Obat-obatan
Ø Bahan kimia
industri dan rumah tangga ( bahan korosif, hidrokarbon, alkohol dan glikol,
logam, gas beracun, dan lain-lain)
Ø Pestisida
(organososfat dan karbamat, organklorin, pestisida yang mengandung arsen)
Ø Racun alam (
racun tanaman dan sengatan binatang berbisa)
3.macam –
macam keracunan dan gejalanya
a.
Keracunan makanan
Makanan adalah sesuatu yang mengandung
zat-zat (nutrient) yang digunakan untuk kelangsungan hidup manusia. Makanan
mengandung zat yang dibutuhkan manusia dan secara kontinu dibutuhkan setiap
hari. Berbagai bahaya dapat terjadi berhubungan dengan makanan. Bahaya itu
mungkin karena proses yang terjadi pada makanan itu atau merupakan sifat yang
sudah ada atau zat yang berbahaya dari luar masuk dan mengotori makanan itu.
Bahaya yang dapat terjadi dari makanan adalah keracunan. Racun yang terdapat
dalam makanan mungkin merupakan racun alam yang sudah ada dalam makanan itu
yang baik di sengaja atau tidak tercampur dalam makanan. Racun dalam makanan
dapat berasal dari :
- racun alami, berbagai bahan makanan baik nabati maupun hewani yang mengandung racun yang pada umumnya sudah di kenal oleh masyarakat, yaitu : Singkong yang mengandung HCN, cendawan dapat mengandung muskarin, biji bengkuang mengandung pakpakrizida, jengkol mengandung asam jengkol.
- racun yang berasal dari luar makanan, misalnya sayuran yang terkontaminasi oleh insektisida racun yang berbentuk bubuk di sangka tepung.
- racun yang disebabkan karena mikro organisme yang terdapat pada makanan, misalnya Clostridium botulium, mengeluarkan toxin yang menyerang saraf, Streptococcus, menyebabkan diarrhea, Trichinella spiralis pada daging sapi dan babi yang sakit.
Keracunan makanan merupakan satu penyakit
Gastroenteritis Akut. Penyakit ini terjadi karena kontaminasi bakteri hidup
atau toksin yang di hasilkannya pada makanan atau karena kontaminasi zat-zat
organic dan racun yang berasal dari tanaman dan binatang.
Di
Indonesia ada beberapa makanan yang sering dikonsumsi namun jika tidak
hati-hati bisa mengakibatkan keracunan diantaranya sebagai berikut:
1. Keracunan botulinum
Botulism
atau botulisme merupakan penyakit Gastroenteristi akut yang di sebabkan oleh
Eksotoksin yang di produksi Crostiridium Botulinum. Organisme anaerobic ini
banyak di temukan di dalam debu, tanah, dan dalam saluran usus hewan. Dalam
makanan kaleng, organisme ini akan membentuk spora. Masa inkubasi botulisme
cepat sekitar 12-36 jam.
Gejala
keracuanan batulinum biasanya muncul secara mendadak, antara 18-36 jam setelah
mangkonsumsi makanan yang tercemar kuman ini. Gejalanya berupa badan lemas yang
kemudian diikuti penglihatan yang kabur dan ganda (bendanya satu tapi seperti
dua). Kelumpuhan saraf mata itu diikuti oleh kelumpuhan saraf otak lainnya
sehingga penderita mengalami kesulitan berbicara dan susah menelan.
2. Keracunan jamur
Terdapat ratusan jamur terkenal dan
dapat di konsumsi, seperti jamur merang, jamur sampinyo dan sebagainya. Namun,
tidak semua jenis jamur dapat di konsumsi karena ada beberapa jenis yang
mengandung racun. Jenis racun biasa yang di temukan adalah Amanitin dan
muskarin.
Gejala mengkonsumsi jamur beracun, racun
jamur itu akan bekerja sangat cepat dan mengakibatkan rasa mual, muntah, sakit
perut, berkeringat , mencret, rasa haus , kekacauan mental, pingsan dan bahkan
konvulsi (kejang-kejang).
3. Keracunan jengkol
Jengkol merupakan salah satu sayur lalapan
yang mengandung asam jengkolat. Apabila di konsumsi secara berlebihan, akan
terjadi penumpukan dan pembentukan Kristal asam jengkolat di dalam ginjal. cara
memproses dan menghidangkan yang dapat mengurangi kadar asam jengkol adalah
dengan menanamnya sebelum memasak, dibakar, atau dibuat keripik.
Gejala kercunan jengkol antara lain sakit pinggang
yang disertai sakit perut, nyeri sewaktu kencing, dan kristal-kristal asam
jengkolat nampak keluar bersama air kencing. Kadang-kadang juga diserti darah akibat
gesekan kristal jengkol saat keluar dan melukai saluran kemih. Bau khas jengkol
pada napas, mulut, dan air kencing penderita. Keracunan yang lebih berat dapat
mengakibatkan berkurangnya air kencing atau tidak dapat kencing sama sekali.
4. Keracunan makanan laut
Makanan dari laut seperti kepiting,
rajungan, cumi-cumi, udang, lobster, ikan, dan lainya dapat menyebabkan
keracunan, diduga racun tersebut dibawa dari gangganh yang dimakan oleh
binatang laut itu.
Gejala keracunan berbagai binatang
laut tersebut muncul kira-kira 20 menit setelah menyantapnya. Penderita akan
mengalami mual, muntah, kesemutan disekitar mulut, badan lemas, dan suli
tbernapas.
5. Keracunan singkong
Racun yang terdapat dalam singkong
berupakan unsur senyawa sianida. Singkok beracun ini biasanya ditanam hanya
untuk pembatas pagar kebun karena binatangpun tidak mau memakan daunnya. Racun
sianida tersebut bekerja sangat cepat bahkan hanya dalam beberapa menit setelah
mengkonsumsi racun singkong gejala-gejala mulai timbul dalam dosis besar racun
itu dapat menyebabkan kematian.
Gejala keracunan sianida adalah
muntah, mencret, sakit kepala, pusing, sesak napas, badan lemah, mata melotot,
mulut berbusa, pingsan, dan kejang-kejang. Bau napas keracunan singkong khas
yaitu berbau kenari pahit.
6. Keracunan tempe/oncom/bongkrek
Keracunan tempe ditimbulkan oleh dua
hal, pertama, oleh jamur beracun yang ikut tumbuh dalam tempe tersebut. Kedua,
oleh minyak goreng yang dipergunakan untuk menggoreng tempe. Minyak goreng
dapat tercemar racun arena disimpan dalam kaleng bekas racun pembasmi serangga.
Bentuk kaleng racun pembasmi serangga tersebut memang menarik dan ideal untuk
dijadikan tempat penyimpanan minyak. Meskipun sudah dicuci berulang kali dengan
menggunakan air, kaleng tersebut masih berbahaya. Ha tersebut karena racun
pembasmi serangga lebih mudah larut dalam minyak daripada dalam air.
Gejala keracunan muncul dalam
beberapa menit setelahnya mengkonsumsi tempe/oncom/bongkrek yang terkontaminasi
oleh jamur beracun. Gejalanya berupa mual, muntah, badan lemas, nyeri perut,
dan pusing.
b. Keracunan
gas
Gas
yaitu suatu keadaaan zat dalam hal ini molekul-molekulnya dapat bergerak sangat
bebas, dan dapat mengisi seluruh ruangan yang ditempatinya. Kondisi gas
ditentukan oleh tiga factor yaitu : tekanan, suhu dan volume.
Keracunan
gas merupakan keracunan yang paling berbahaya karena keracunan gas dapat
menghambat proses respirasi. Sehingga proses pembentukan energi menjadi tidak
efektif yang pada akhirnya gas tersebut berikatan secara langsung dengan sel
otot jantung serta sel-sel tulang.
1. Keracunan gas carbon monoksida (CO)
Carbon
monoksida (CO) merupakan gas yang tidak berbau, tidak berwarna, tidak berasa
dan tidak mengiritasi namun karbonmonoksida mudah terbakar dan sangat beracun
sehingga dapat terjadi keracunan karbon monoksida jika gas ini dihirup oleh
manusia. Karbon monoksida akan muncul ketika terjadi proses pembakaran tidak
sempurna dari sebuah kendaraan bermotor. Bisa juga muncul dari pembakaran alat
pemanasan, tumpu kayu, dan asap tembakau yang dihasilkan oleh rokok.
Adanya
gas CO di dalam sistem peredaran darah manusia akan menggantikan posisi oksigen
dalam darah. Gas CO akan dengan mudah mengalir ke dalam jantung, otak, serta
organ – organ vital yang lain pada manusia, ini lah sebabnya mengapa keracunan
gas monoksida sangat berbahaya. Adanya gas karbon monoksida yang berada dalam
darah akan membuat oksigen kalah bersaing yang artinya kadar oksigen dalam
darah akan jauh lebih berkurang. Pada hal gas oksigen sangat diperlukan oleh
sel, jaringan maupun organ di dalam tubuh manusia. Dengan keberadaan karbon
monoksida di dalam darah maka akan menghambat fungsi metabolisme tubuh manusia.
Gas
karbon monoksida akan menghambat proses respirasi sehingga proses pembentukan energi
tidak efektif akhirnya, Karbon monoksida berikatan secara langsung dengan sel
otot jantung serta sel – sel tulang akibatnya terjadi keracunan monoksida
terhadap sel – sel tersebut dan berakibat pada gangguan sistem saraf manusia
dan uga bisa mengakibat kematian.
Gejala
keracunan karbon monoksida diawali dengan sakit kepala, rasa mual dan muntah.
Gejala keracunan karbon monoksida ini ditambah dengan beratnya rasa lelah,
banyak mengeluarkan keringat, pola pernapasan meningkat, rasa gugup yang
berlebih hingga gangguan penglihatan. Puncak dari gangguan ini adalah
kehilangan kesadaran dan sakit dada yang mendadak. Hal ini berarti karbon
monoksida telah menyerang organ jantung. Banyak kasus kematian akibat keracunan
karbon monoksida karena sukar bernapas. Hal ini diakibatkan oleh kurangnya
oksigen pada sel karena sel darah tidak mengikat oksigen melainkan mengikat
karbon monoksida.
2. Keracunan gas karbon dioksida (CO2)
Menurut
kamus Besar Bahasa Indonesia, Karbon Dioksida adalah senyawa karbon dengan oksigen
yang berupa gas tanpa warna, lebih berat dari udara, tidak terbakar, dan larut
dalam air (digunakan dalam alat pemadam kebakaran).
Karbon
dioksida atau dalam ilmu kimianya CO2 adalah zat asam arang sejenis senyawa kimia yang terdiri dari dua
atom oksigen yang saling terikat secara kovalen dengan sebuah atom karbon. Ia
berbentuk gas pada keadaan temperatur dan tekanan standar dan hadir di atmosfer
bumi. Rata-rata konsentrasi karbon dioksida di atmosfer bumi kira-kira 387 ppm
berdasarkan volume walaupun jumlah ini
bisa bervariasi tergantung pada lokasi dan waktu. Karbon dioksida adalah gas
rumah kaca yang penting karena ia menyerap gelombang inframerah dengan kuat.
Menurut
Otoritas Keselamatan Maritim Australia, "Paparan berkepanjangan terhadap
konsentrasi karbon dioksida yang sedang dapat menyebabkan asidosis dan
efek-efek merugikan pada metabolisme kalsium fosforus yang menyebabkan peningkatan
endapan kalsium pada jaringan lunak. Karbon dioksida beracun kepada jantung dan
menyebabkan menurunnya gaya kontraktil. Pada konsentrasi tiga persen
berdasarkan volume di udara, ia bersifat narkotik ringan dan menyebabkan
peningkatan tekanan darah dan denyut nadi, dan menyebabkan penurunan daya
dengar. Pada konsentrasi sekitar lima persen berdasarkan volume, ia menyebabkan
stimulasi pusat pernapasan, pusing-pusing, kebingungan, dan kesulitan
pernapasan yang diikuti sakit kepala dan sesak napas. Pada konsentrasi delapan
persen, ia menyebabkan sakit kepala, keringatan, penglihatan buram, tremor, dan
kehilangan kesadaran setelah paparan selama lima sampai sepuluh menit.
Keracunan
karbon dioksida akut dikenal sebagai lembap hitam. Para penambang biasanya akan
membawa sesangkar burung kenari ketika mereka sedang bekerja untuk memperingati
mereka ketika kadar karbon dioksida mencapai tingkat yang berbahaya. Burung
kenari akan terlebih dahulu mati sebelum kadar CO2 mencapai tingkat yang
berbahaya untuk manusia.
c.
Keracunan
zat kimia
Zat kimia adalah semua materi dengan komposisi kimia tertentu.
Sebagai contoh, suatu cuplikan air memiliki sifat yang sama dan rasio hidrogen terhadap oksigen yang sama baik jika cuplikan
tersebut diambil dari sungai maupun dibuat di laboratorium. Suatu zat murni tidak dapat
dipisahkan menjadi zat lain dengan proses mekanis apapun. Zat kimia yang umum
ditemukan sehari-hari antara lain adalah air, garam (natrium klorida), dan gula (sukrosa). Secara umum, zat terdapat dalam
bentuk padat, cair, atau gas, dan dapat mengalami perubahan fase zat sesuai dengan perubahan temperatur atau tekanan.
Keracunan
zat kimia juga sering terjadi di dalam kehidupan manusia, berikut ini beberapa
zat kimia yang bisa menyebabkan keracunan :
1. Keracunan Formalin
Formalin
adalah larutan yang tidak berwarna dan baunya sangat menusuk dan khas. Di dalam
formalin terkandung sekitar 37% formaldehid dalam air. Biasanya ditambahkan
metanol hingga 15% sebagai pengawet.
Formalin
dikenal luas sebagai bahan pembunuh hama ( desinfektan ) dan banyak digunakan
dalam industri. Sejauh ini, pemanfaatannya tidak dilarang namun setiap pekerja
yang terlibat dalam pengangkutan dan pengolahan bahan ini harus ekstra
hati-hati mengingat risiko yang berkaitan dengan bahan ini cukup besar.
Formalin
biasanya diperdagangkan di pasaran dengan nama berbeda-beda antara lain: Formol
, Morbicid , Methanal , Formic aldehyde, Methyl oxide, Oxymethylene, Methylene
aldehyde, Oxomethane, Formoform, Formalith, Karsan, Methylene glycol,
Paraforin, Polyoxymethylene glycols, Superlysoform, Tetraoxymethylene,
Trioxane.
2.Gelaja
dan tanda keracunan akut formalin
·
Jikaterhirup mengakibatkan iritasi,reaksi
alergi,mual,muntah,sulit bernafas,asma,sakit kepala
·
Jika kontak dengan kulit,terjadi reaksi alergi,luka bakar
·
Jika kontak dengan mata;iritasi ,gatal,mata berair dan dapat
menyebabkan kebutaan
·
Jika tertelan;luka bakar,mual,muntah,diare,sakit perut,sakit
kepala,kejang-kejang,dan koma
.
Gejala dan tanda keracunan kronik
formalin
·
Jika terhirup,mengantuk,ganguan menstruasi,steril dan
kangker.
·
Jika kontak dengan mata;iritasi,gatal,mata berair dan buta.
·
Jika kontak dengan kulit;gatal dankerusakan hati.
·
Jika tertelan;gataldan ganguan pencernaan
·
Pada
kaeadan yg berat dapat menimb shock,hipotermia,takhipea dan metabolik asidosis.
2.Pestisida
Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 07/PERMENTAN/SR.140/2/2007
mendefinisikan bahwa pestisida
adalah zat kimia atau bahan lain dan jasad renik serta virus yang digunakan
untuk:
·
Memberantas atau mencegah hama hama tanaman, bagian-bagian
tanaman atau hasil-hasil pertanian.
·
Memberantas rerumputan.
·
Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan tanaman yang tidak
diinginkan.
·
Mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman atau
bagianbagian tanaman, tidak termasuk pupuk.
·
Memberantas atau mencegah hama-hama luar pada hewan-hewan
piaraan dan ternak.
·
Memberantas dan mencegah hama-hama air.
·
Memberantas atau mencegah binatang-binatang dan jasad-jasad
renik dalam rumah tangga, bangunan dan alat-alat pengangkutan.
·
Memberantas atau mencegah binatang-binatang yang dapat
menyebabkan penyakit pada manusia atau binatang yang perlu dilindungi dengan
penggunaan pada tanaman, tanah atau air.
Pestisida
adalah bahan kimia untuk membunuh hama,baik insekta,jamur maupun gulma,Sehingga
pestisida dikelompokkan menjadi : Insektisida (pembunuh insekta), Fungisida (
pembunuh jamur), dan Herbisida (pembunuh tanaman pengganggu/gulma).
Gejala
keracunan pestisida adalah pusing, perut mual-mual, mata berkunang-kunang dan
perasaan letih, muntah-muntah, gemetar, muka pucat pasi, sempoyongan jalan
tidak seimbang dan lain-lain.
PENATALAKSANAAN
KERACUNAN
1.Penatalaksanaan umum pada pasien yang menelan atau
mencerna racun :
·
Dapatkan control jalan panas, ventilasi, dan oksigensi. Pada
keadaan tidak ada kerusakan serebral atau ginjal, prognosis pasien bergantung
pada keberhasilan penatalaksanaan pernapasan dan sisitem sirkulasi.
·
Coba untuk menentukan zat yang merupakan racun, jumlah,
kapan waktu tertelan, gejala, usia, berat pasien dan riwayat kesehatan yang
tepatTangani syok yang tepat.Hilangkan atau kurangi absorbsi racun.
·
Berikan terapi spesifik atau antagonis fisiologik secepat
mungkin untuk menurunkan efek toksin.
·
Dukung pasien yang mengalami kejang. Racun mungkin memicu
system saraf pusat atau pasien mungkin mengalami kejang karena oksigen tidak
adekuat.
·
Bantu dalam menjalankan prosedur untuk mendukung
penghilangan zat yang ditela, yaitu:
a)
Diuresis untuk agens yang
dikeluarkan lewat jalur ginjal.
b)
Dialisis
c)
Hemoperfusi (proses melewatkan darah
melalui sirkuit ekstrakorporeal dan cartridge containing an adsorbent (karbon
atau resin), dimana setelah detoksifikasi darah dikembalikan ke pasien.
h.
Pantau tekanan vena sentral sesuai
indikasi.
i.
Pantau keseimbangan cairan dan
elektrolit.
j.
Menurunkan peningkatan suhu.
k.
Berikan analgesic yang sesuai untuk
nyeri.
l.
Bantu mendapatkan specimen darah,
urine, isi lambung dan muntah.
m.
Berikan perawatan yang konstan dan
perhatian pada pasien koma.
n.
Pantau dan atasi komplikasi seperti
hipotensi, disritmia jantung dan kejang.
o.
Jika pasien dipulangkan, berikan
bahan tertulis yang menunjukan tanda dan gejala masalah potensial dan prosedur
untuk bantuan ulang.
a)
Minta konsultasi dokter jiwa jika
kondisi tersebut karena usaha bunuh diri
b)
Pada kasus keracunan pencernaan yang
tidak disengaja berikan pencegahan racun dan instruksi pembersihan racun rumah
pada pasien atau keluarga
.
2. Penatalaksanaan umum keracunan melalui inhalasi
a.
Bawa pasien ke udara segar dengan
segera; buka semua pintu dan jendela.
b.
Longgarkan semua pakaian ketat.
c.
Mulai resusitasi kardiopulmonal jika
diperlukan.
d.
Cegah menggigil; bungkus pasien
dengan selimut.
e.
Pertahankan pesien setenang mungkin.
f.
Jangan berikan alcohol dalam
bentuk apapun.
.
· Pertolongan Pertama Pada Keracunan
Makanan
a.
Untuk mengurangi kekuatan racun,
berikan air putih sebanyak-banyaknya atau diberi susu yang telah dicampur
dengan telur mentah.
b.
Agar perut terbebas dari racun,
berikan norit dengan dosis 3-4 tablet selama 3 kali berturut-turut dalam setia
jamnya.
c.
Air santan kental dan air kelapa
hijau yang dicampur 1 sendok makan garam dapat menjadi alternative jika norit
tidak tersedia.
d.
Jika penderita dalam kondisi sadar,
usahakan agar muntah. Lakukan dengan cara memasukan jari pada kerongkongan
leher dan posisi badan lebih tinggi dari kepala untuk memudahkan kontraksi
e.
Apabila penderita dalam keadaan
p[ingsan, bawa egera ke rumah sakit atau dokter terdekat untuk mendapatkan
perawatan intensif.
BAB 3
PEENUTUP
1.KESIMPULAN
Keracunan adalah kondisi atau keadaan
fisik yang terjadi jika suatu zat, dalam
jumlah relatif sedikit, terkena zat
tersebut pada permukaan tubuh, termakan, terinjeksi, terhisap, atau terserap
dan selanjutnya menyebabkan kerusakan struktual atau gangguan fungsi.Pada
dasarnya semua bahan dapat menyebabkan keracunan tergantung seberapa banyak
bahan tersebut masuk kedalam tubuh. Bahan-bahan yang dapat menyebabkan
keracunaan adalah : Obat-obatan, Gas toksin, zat kimia industri, zat
kimia pertanian, makanan, bisa ular atau serangga.
2.SARAN
Dengan dibuatnya makalah ini para pembaca sebagai calon perawat
profesional dapat memberikan penatalaksanaan pada pasien keracunan dengan baik
dan benar sehingga makalah kami bermanfaat.
DAFTAR
PUSTAKA
Arief, dkk 2000, Kapita
Selekta Kedokteran ed. 3, jilid 2, Medika Aesculapius, Jakarta.
Kisanti,Annia.
2012. Panduan Lengkap Pertolongan Pertama Pada Darurat Klinis.
Jilid-1. Araska : Yogyakarta
Marylin. D. 2000 , Rencana
Asuhan Keperawatan, EGC Jakarta.
Smeltzer,
Suzzane. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah volume 3. Jakarta:
EGC.