Senin, 19 Oktober 2015

keracunan



 

OLEH:
                                     
                                               





Smk kesehatan karya adi husada

Kompetensi: keperawatan

Jl.Ra kartini no.11 bagik longgik rakam kec.selong
Tlp/fax.0376-21986 hp.081933171278



KATA PENGANTAR
              Alhamdulillah kami panjatkan,puji dan syukur kehadirat Allah swt,Yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya,sehingga kami dapat  menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
              Makalah ini dibuat dari hasil pembelajaran kami terhadap referensi-referensi yang kami dapatkan dari buku dan sumber-sumber lainnya. Kami mendapatkan tugas untuk membuat makalah tentang penanganan kegawat daruratan pada keracunan. Oleh karena itu, kami memberanikan diri untuk menyusun makalah ini dengan judul  “penanganan kegawat daruratan pada keracunan”.
              Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata pelajaran kedaruratan medis. Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, baik berupa materi maupun dorongan dan bimbingan. Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih yang sebeser-besarnya  kepada rekan-rekan yang ikut serta dan membantu dalam pembuatan makalah ini.
               Meskipun telah berusaha dengan segenap kemampuan, namun kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Hal ini disebabkan oleh beberapa kondisi, diantaranya: masih perlu pembelajaran lebih mendalam tentang  penanganan kegawatdaruratan pada keracunan, keterbatasan sumber, keterbatasan kemampuan dan pengetahuan kami.
              Akhir kata kami mengucapkan terimakasih dan semoga makalah ini dafat memberikan manfaat bagi kita semua.

                                                                                                    Rakam, 10 Januari 2014








                                                       

                                                           DAFTARISI
Kata pengantar . . . . . . . . . . .  . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Daftar isi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Bab 1 Pendahuluan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
                          i.            Latar belakang. . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
                        ii.            Rumsan masalah. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
                      iii.            Tujuan penulis. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Bab 2 Pembahasan. . . . . . . . . . . . . . . . .  . . . . . . . . . . . .. . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . .
                        i.            Pngertian racun. . . . .  .  . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . .
                      ii.            Etiologi atau penyebab . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
                    iii.            Manifestasi klinis. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
                     iv.            Penatalaksanaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
1.Penatalaksanaan medis. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
2.Penatalaksanaan keperawatan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
 Bab 3 Penutup . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
                                                                   i.            Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
                                                                  ii.            Saran
                                                                iii.            Daftar pustaka . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .  













             BAB 1
                                PENDAHULUAN
 A.  Latar Belakang
Keracunan adalah suatu keadaan dimana terjadi gangguan fungsi organ tubuh yang terjadi karena kontak dengan bahan kimia atau masuknya zat racun kedalam tubuh baik melalui saluran pencernaan, saluran nafas, atau melalui kulit atau mukosa yang menimbulkan gejala klinis sesuai dengan macam, dosis dan cara pemberiannya.
Angka yang pasti dari kejadian keracunan di Indonesia belum diketahui, meskipun banyak dilaporkan kejadian-kejadian keracunan dibeberapa rumah sakit tetapi angka ini tidak menggambarkan kejadian yang sebenarnya didalam masyarakat. Lebih kurang 60% dari paparan keracunan yang dilaporkan terjadi pada anak berumur < 6 tahun, dengan kematian < 4%.Di RSCM/FK UI Jakarta dilaporkan 45 penderita anak yang mengalami keracunan setiap tahunnya, sedang di RS dr. Soetomo Surabaya 15 - 30 penderita anak yang datang untuk mendapatkan pengobatan karena keracunan setiap tahun,yang sebagian besar karena keracunan hidrokarbon ( 45 - 60%), keracunan makanan, keracunan obat-obatan, detergen dan bahan-bahan rumah tangga yang lain. Meskipun keracunan dapat terjadi melalui saluran cerna, saluran nafas, kulit dan mukosa atau parenteral tetapi yang terbanyak racun masuk melalui saluran cerna ( 75 % ) dan inhalasi ( 14% ).

                        B. RUMUSAN MASALAH
1)      Apa pengertian racun?
2)      Apa saja penyebab dari keracunan?
3)      Apa saja tanda dan gejala keracunan ?
4)      Bagaimana cara menangani keracunan ?
                              
                                C. TUJUAN PENULIS
1.       Tujuan umum : Mengetahui konsep medis dari KERACUNAN dan bisa menginformasikan kepada masyarakat tentang KERACUNAN.
2.       Tujuan khusus : Mengetahui Penanganan dan Askep dari Keracun
                                      BAB 2

PEMBAHASAN
1.Pengertian keracunan

Istilah racun bersinonim dengan kata toksin dan bisa, namun memiliki definisi yang berbeda antara yang satu dengan lainnya. Kata "toksin" didefinisi sebagai racun yang dihasilkan dari proses biologi, atau sering disebut sebagai biotoksin. Sementara, bisa didefinisikan sebagai cairan mengandung racun yang disekresikan atau dihasilkan oleh hewan selama proses pertahanan diri atau menyerang hewan lain dengan gigitan maupun sengatan.
Jadi,Racun adalah zat yang ketika tertelan, terisap, diabsorbsi, menempel pada kulit atau dihasilkan di dalam tubuh dalam jumlah yang relative kecil menyebabkan cedera dari tubuh dengan adanya reaksi kimia.
     
 Adapun beberapa pengertian keracunan antara lain yaitu :

1.      Intoksikasi atau keracunan adalah masuknya zat atau senyawa kimia dalam tubuh manusia yang menimbulkan efek merugikan pada yang menggunakannya. Keracunan melalui inhalasi dan menelan materi toksik, baik kecelakaan dan karena kesengajaan, merupakan kondisi bahaya kesehatan.
2.      Racun adalah sesuatu yang bila masuk kedalam tubuh kita menyebabkan keadaan tidak sehat dan bisa membahayakan jiwa ( Ircham Machfoed, dkk, 2012:87).
3.      Keracunan adalah masuknya suatu zat kedalam tubuh kita yang dapat mengganggu kesehatan bahkan dapat mengakibatkan kematian.
4.      Keracunan adalah keadaan darurat yang diakibatkan masuknya suatu zat atau makanan kedalam tubuh melalui berbagai cara, seperti melalui saluran pencernaan, saluran pernafasan, atau melalui kulit (Iskandar Junaidi, 2011:55).


2.Etiologi / penyebab

Bahan penyebab keracunan dapat diklasifikasikan menjadi :
Ø  Obat-obatan
Ø  Bahan kimia industri dan rumah tangga ( bahan korosif, hidrokarbon, alkohol dan glikol, logam, gas beracun, dan lain-lain)
Ø  Pestisida (organososfat dan karbamat, organklorin, pestisida yang mengandung arsen)
Ø  Racun alam ( racun tanaman dan sengatan binatang berbisa)

3.macam – macam keracunan dan gejalanya

a.        Keracunan makanan
    Makanan adalah sesuatu yang mengandung zat-zat (nutrient) yang digunakan untuk kelangsungan hidup manusia. Makanan mengandung zat yang dibutuhkan manusia dan secara kontinu dibutuhkan setiap hari. Berbagai bahaya dapat terjadi berhubungan dengan makanan. Bahaya itu mungkin karena proses yang terjadi pada makanan itu atau merupakan sifat yang sudah ada atau zat yang berbahaya dari luar masuk dan mengotori makanan itu. Bahaya yang dapat terjadi dari makanan adalah keracunan. Racun yang terdapat dalam makanan mungkin merupakan racun alam yang sudah ada dalam makanan itu yang baik di sengaja atau tidak tercampur dalam makanan. Racun dalam makanan dapat berasal dari :
  1. racun alami, berbagai bahan makanan baik nabati maupun hewani yang mengandung racun yang pada umumnya sudah di kenal oleh masyarakat, yaitu : Singkong yang mengandung HCN, cendawan dapat mengandung muskarin, biji bengkuang mengandung pakpakrizida, jengkol mengandung asam jengkol.
  2. racun yang berasal dari luar makanan, misalnya sayuran yang terkontaminasi oleh insektisida racun yang berbentuk bubuk di sangka tepung.
  3. racun yang disebabkan karena mikro organisme yang terdapat pada makanan, misalnya Clostridium botulium, mengeluarkan toxin yang menyerang saraf, Streptococcus, menyebabkan diarrhea, Trichinella spiralis pada daging sapi dan babi yang sakit.
Keracunan makanan merupakan satu penyakit Gastroenteritis Akut. Penyakit ini terjadi karena kontaminasi bakteri hidup atau toksin yang di hasilkannya pada makanan atau karena kontaminasi zat-zat organic dan racun yang berasal dari tanaman dan binatang. 
Di Indonesia ada beberapa makanan yang sering dikonsumsi namun jika tidak hati-hati bisa mengakibatkan keracunan diantaranya sebagai berikut:
1.      Keracunan botulinum
Botulism atau botulisme merupakan penyakit Gastroenteristi akut yang di sebabkan oleh Eksotoksin yang di produksi Crostiridium Botulinum. Organisme anaerobic ini banyak di temukan di dalam debu, tanah, dan dalam saluran usus hewan. Dalam makanan kaleng, organisme ini akan membentuk spora. Masa inkubasi botulisme cepat sekitar 12-36 jam.
Gejala keracuanan batulinum biasanya muncul secara mendadak, antara 18-36 jam setelah mangkonsumsi makanan yang tercemar kuman ini. Gejalanya berupa badan lemas yang kemudian diikuti penglihatan yang kabur dan ganda (bendanya satu tapi seperti dua). Kelumpuhan saraf mata itu diikuti oleh kelumpuhan saraf otak lainnya sehingga penderita mengalami kesulitan berbicara dan susah menelan.
2.      Keracunan jamur
Terdapat ratusan jamur terkenal dan dapat di konsumsi, seperti jamur merang, jamur sampinyo dan sebagainya. Namun, tidak semua jenis jamur dapat di konsumsi karena ada beberapa jenis yang mengandung racun. Jenis racun biasa yang di temukan adalah Amanitin dan muskarin.
Gejala mengkonsumsi jamur beracun, racun jamur itu akan bekerja sangat cepat dan mengakibatkan rasa mual, muntah, sakit perut, berkeringat , mencret, rasa haus , kekacauan mental, pingsan dan bahkan konvulsi (kejang-kejang).
3.      Keracunan jengkol
Jengkol merupakan salah satu sayur lalapan yang mengandung asam jengkolat. Apabila di konsumsi secara berlebihan, akan terjadi penumpukan dan pembentukan Kristal asam jengkolat di dalam ginjal. cara memproses dan menghidangkan yang dapat mengurangi kadar asam jengkol adalah dengan menanamnya sebelum memasak, dibakar, atau dibuat keripik.
Gejala   kercunan jengkol antara lain sakit pinggang yang disertai sakit perut, nyeri sewaktu kencing, dan kristal-kristal asam jengkolat nampak keluar bersama air kencing. Kadang-kadang juga diserti darah akibat gesekan kristal jengkol saat keluar dan melukai saluran kemih. Bau khas jengkol pada napas, mulut, dan air kencing penderita. Keracunan yang lebih berat dapat mengakibatkan berkurangnya air kencing atau tidak dapat kencing sama sekali.
4.      Keracunan makanan laut
Makanan dari laut seperti kepiting, rajungan, cumi-cumi, udang, lobster, ikan, dan lainya dapat menyebabkan keracunan, diduga racun tersebut dibawa dari gangganh yang dimakan oleh binatang laut itu.
Gejala keracunan berbagai binatang laut tersebut muncul kira-kira 20 menit setelah menyantapnya. Penderita akan mengalami mual, muntah, kesemutan disekitar mulut, badan lemas, dan suli tbernapas.
5.      Keracunan singkong
Racun yang terdapat dalam singkong berupakan unsur senyawa sianida. Singkok beracun ini biasanya ditanam hanya untuk pembatas pagar kebun karena binatangpun tidak mau memakan daunnya. Racun sianida tersebut bekerja sangat cepat bahkan hanya dalam beberapa menit setelah mengkonsumsi racun singkong gejala-gejala mulai timbul dalam dosis besar racun itu dapat menyebabkan kematian.
Gejala keracunan sianida adalah muntah, mencret, sakit kepala, pusing, sesak napas, badan lemah, mata melotot, mulut berbusa, pingsan, dan kejang-kejang. Bau napas keracunan singkong khas yaitu berbau kenari pahit.
6.      Keracunan tempe/oncom/bongkrek
Keracunan tempe ditimbulkan oleh dua hal, pertama, oleh jamur beracun yang ikut tumbuh dalam tempe tersebut. Kedua, oleh minyak goreng yang dipergunakan untuk menggoreng tempe. Minyak goreng dapat tercemar racun arena disimpan dalam kaleng bekas racun pembasmi serangga. Bentuk kaleng racun pembasmi serangga tersebut memang menarik dan ideal untuk dijadikan tempat penyimpanan minyak. Meskipun sudah dicuci berulang kali dengan menggunakan air, kaleng tersebut masih berbahaya. Ha tersebut karena racun pembasmi serangga lebih mudah larut dalam minyak daripada dalam air.
Gejala keracunan muncul dalam beberapa menit setelahnya mengkonsumsi tempe/oncom/bongkrek yang terkontaminasi oleh jamur beracun. Gejalanya berupa mual, muntah, badan lemas, nyeri perut, dan pusing.
b.      Keracunan gas
Gas yaitu suatu keadaaan zat dalam hal ini molekul-molekulnya dapat bergerak sangat bebas, dan dapat mengisi seluruh ruangan yang ditempatinya. Kondisi gas ditentukan oleh tiga factor yaitu : tekanan, suhu dan volume. 
Keracunan gas merupakan keracunan yang paling berbahaya karena keracunan gas dapat menghambat proses respirasi. Sehingga proses pembentukan energi menjadi tidak efektif yang pada akhirnya gas tersebut berikatan secara langsung dengan sel otot jantung serta sel-sel tulang.
1.      Keracunan gas carbon monoksida (CO)
Carbon monoksida (CO) merupakan gas yang tidak berbau, tidak berwarna, tidak berasa dan tidak mengiritasi namun karbonmonoksida mudah terbakar dan sangat beracun sehingga dapat terjadi keracunan karbon monoksida jika gas ini dihirup oleh manusia. Karbon monoksida akan muncul ketika terjadi proses pembakaran tidak sempurna dari sebuah kendaraan bermotor. Bisa juga muncul dari pembakaran alat pemanasan, tumpu kayu, dan asap tembakau yang dihasilkan oleh rokok.
Adanya gas CO di dalam sistem peredaran darah manusia akan menggantikan posisi oksigen dalam darah. Gas CO akan dengan mudah mengalir ke dalam jantung, otak, serta organ – organ vital yang lain pada manusia, ini lah sebabnya mengapa keracunan gas monoksida sangat berbahaya. Adanya gas karbon monoksida yang berada dalam darah akan membuat oksigen kalah bersaing yang artinya kadar oksigen dalam darah akan jauh lebih berkurang. Pada hal gas oksigen sangat diperlukan oleh sel, jaringan maupun organ di dalam tubuh manusia. Dengan keberadaan karbon monoksida di dalam darah maka akan menghambat fungsi metabolisme tubuh manusia.
Gas karbon monoksida akan menghambat proses respirasi sehingga proses pembentukan energi tidak efektif akhirnya, Karbon monoksida berikatan secara langsung dengan sel otot jantung serta sel – sel tulang akibatnya terjadi keracunan monoksida terhadap sel – sel tersebut dan berakibat pada gangguan sistem saraf manusia dan uga bisa mengakibat kematian.
Gejala keracunan karbon monoksida diawali dengan sakit kepala, rasa mual dan muntah. Gejala keracunan karbon monoksida ini ditambah dengan beratnya rasa lelah, banyak mengeluarkan keringat, pola pernapasan meningkat, rasa gugup yang berlebih hingga gangguan penglihatan. Puncak dari gangguan ini adalah kehilangan kesadaran dan sakit dada yang mendadak. Hal ini berarti karbon monoksida telah menyerang organ jantung. Banyak kasus kematian akibat keracunan karbon monoksida karena sukar bernapas. Hal ini diakibatkan oleh kurangnya oksigen pada sel karena sel darah tidak mengikat oksigen melainkan mengikat karbon monoksida.
2.      Keracunan gas karbon dioksida (CO2)
Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia, Karbon Dioksida adalah senyawa karbon dengan oksigen yang berupa gas tanpa warna, lebih berat dari udara, tidak terbakar, dan larut dalam air (digunakan dalam alat pemadam kebakaran).
Karbon dioksida atau dalam ilmu kimianya CO2 adalah zat asam arang  sejenis senyawa kimia yang terdiri dari dua atom oksigen yang saling terikat secara kovalen dengan sebuah atom karbon. Ia berbentuk gas pada keadaan temperatur dan tekanan standar dan hadir di atmosfer bumi. Rata-rata konsentrasi karbon dioksida di atmosfer bumi kira-kira 387 ppm berdasarkan volume  walaupun jumlah ini bisa bervariasi tergantung pada lokasi dan waktu. Karbon dioksida adalah gas rumah kaca yang penting karena ia menyerap gelombang inframerah dengan kuat.
Menurut Otoritas Keselamatan Maritim Australia, "Paparan berkepanjangan terhadap konsentrasi karbon dioksida yang sedang dapat menyebabkan asidosis dan efek-efek merugikan pada metabolisme kalsium fosforus yang menyebabkan peningkatan endapan kalsium pada jaringan lunak. Karbon dioksida beracun kepada jantung dan menyebabkan menurunnya gaya kontraktil. Pada konsentrasi tiga persen berdasarkan volume di udara, ia bersifat narkotik ringan dan menyebabkan peningkatan tekanan darah dan denyut nadi, dan menyebabkan penurunan daya dengar. Pada konsentrasi sekitar lima persen berdasarkan volume, ia menyebabkan stimulasi pusat pernapasan, pusing-pusing, kebingungan, dan kesulitan pernapasan yang diikuti sakit kepala dan sesak napas. Pada konsentrasi delapan persen, ia menyebabkan sakit kepala, keringatan, penglihatan buram, tremor, dan kehilangan kesadaran setelah paparan selama lima sampai sepuluh menit.
Keracunan karbon dioksida akut dikenal sebagai lembap hitam. Para penambang biasanya akan membawa sesangkar burung kenari ketika mereka sedang bekerja untuk memperingati mereka ketika kadar karbon dioksida mencapai tingkat yang berbahaya. Burung kenari akan terlebih dahulu mati sebelum kadar CO2 mencapai tingkat yang berbahaya untuk manusia.
c.       Keracunan zat kimia
Zat kimia adalah semua materi dengan komposisi kimia tertentu. Sebagai contoh, suatu cuplikan air memiliki sifat yang sama dan rasio hidrogen terhadap oksigen yang sama baik jika cuplikan tersebut diambil dari sungai maupun dibuat di laboratorium. Suatu zat murni tidak dapat dipisahkan menjadi zat lain dengan proses mekanis apapun. Zat kimia yang umum ditemukan sehari-hari antara lain adalah air, garam (natrium klorida), dan gula (sukrosa). Secara umum, zat terdapat dalam bentuk padat, cair, atau gas, dan dapat mengalami perubahan fase zat sesuai dengan perubahan temperatur atau tekanan.
Keracunan zat kimia juga sering terjadi di dalam kehidupan manusia, berikut ini beberapa zat kimia yang bisa menyebabkan keracunan :
1.      Keracunan Formalin
Formalin adalah larutan yang tidak berwarna dan baunya sangat menusuk dan khas. Di dalam formalin terkandung sekitar 37% formaldehid dalam air. Biasanya ditambahkan metanol hingga 15% sebagai pengawet.
Formalin dikenal luas sebagai bahan pembunuh hama ( desinfektan ) dan banyak digunakan dalam industri. Sejauh ini, pemanfaatannya tidak dilarang namun setiap pekerja yang terlibat dalam pengangkutan dan pengolahan bahan ini harus ekstra hati-hati mengingat risiko yang berkaitan dengan bahan ini cukup besar.
Formalin biasanya diperdagangkan di pasaran dengan nama berbeda-beda antara lain: Formol , Morbicid , Methanal , Formic aldehyde, Methyl oxide, Oxymethylene, Methylene aldehyde, Oxomethane, Formoform, Formalith, Karsan, Methylene glycol, Paraforin, Polyoxymethylene glycols, Superlysoform, Tetraoxymethylene, Trioxane.

2.Gelaja dan tanda keracunan akut formalin
·         Jikaterhirup mengakibatkan iritasi,reaksi alergi,mual,muntah,sulit bernafas,asma,sakit kepala
·         Jika kontak dengan kulit,terjadi reaksi alergi,luka bakar
·         Jika kontak dengan mata;iritasi ,gatal,mata berair dan dapat menyebabkan kebutaan
·         Jika tertelan;luka bakar,mual,muntah,diare,sakit perut,sakit kepala,kejang-kejang,dan koma
.

Gejala dan tanda keracunan kronik formalin  
·         Jika terhirup,mengantuk,ganguan menstruasi,steril dan kangker.
·         Jika kontak dengan mata;iritasi,gatal,mata berair dan buta.
·         Jika kontak dengan kulit;gatal dankerusakan hati.
·         Jika tertelan;gataldan ganguan pencernaan
·         Pada kaeadan yg berat dapat menimb shock,hipotermia,takhipea dan metabolik asidosis.

2.Pestisida
      Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 07/PERMENTAN/SR.140/2/2007 mendefinisikan      bahwa pestisida adalah zat kimia atau bahan lain dan jasad renik serta virus yang digunakan untuk:
·         Memberantas atau mencegah hama hama tanaman, bagian-bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian.
·         Memberantas rerumputan.
·         Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan tanaman yang tidak diinginkan.
·         Mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman atau bagianbagian tanaman, tidak termasuk pupuk.
·         Memberantas atau mencegah hama-hama luar pada hewan-hewan piaraan dan ternak.
·         Memberantas dan mencegah hama-hama air.
·         Memberantas atau mencegah binatang-binatang dan jasad-jasad renik dalam rumah tangga, bangunan dan alat-alat pengangkutan.
·         Memberantas atau mencegah binatang-binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia atau binatang yang perlu dilindungi dengan penggunaan pada tanaman, tanah atau air.

Pestisida adalah bahan kimia untuk membunuh hama,baik insekta,jamur maupun gulma,Sehingga pestisida dikelompokkan menjadi : Insektisida (pembunuh insekta), Fungisida ( pembunuh jamur), dan Herbisida (pembunuh tanaman pengganggu/gulma).
Gejala keracunan pestisida adalah pusing, perut mual-mual, mata berkunang-kunang dan perasaan letih, muntah-muntah, gemetar, muka pucat pasi, sempoyongan jalan tidak seimbang dan lain-lain.








PENATALAKSANAAN KERACUNAN


1.Penatalaksanaan umum pada pasien yang menelan atau mencerna racun :
·         Dapatkan control jalan panas, ventilasi, dan oksigensi. Pada keadaan tidak ada kerusakan serebral atau ginjal, prognosis pasien bergantung pada keberhasilan penatalaksanaan pernapasan dan sisitem sirkulasi.
·         Coba untuk menentukan zat yang merupakan racun, jumlah, kapan waktu tertelan, gejala, usia, berat pasien dan riwayat kesehatan yang tepatTangani syok yang tepat.Hilangkan atau kurangi absorbsi racun.
·         Berikan terapi spesifik atau antagonis fisiologik secepat mungkin untuk menurunkan efek toksin.
·         Dukung pasien yang mengalami kejang. Racun mungkin memicu system saraf pusat atau pasien mungkin mengalami kejang karena oksigen tidak adekuat.
·         Bantu dalam menjalankan prosedur untuk mendukung penghilangan zat yang ditela, yaitu:
a)   Diuresis untuk agens yang dikeluarkan lewat jalur ginjal.
b)   Dialisis
c)   Hemoperfusi (proses melewatkan darah melalui sirkuit ekstrakorporeal dan cartridge containing an adsorbent (karbon atau resin), dimana setelah detoksifikasi darah dikembalikan ke pasien.
h.   Pantau tekanan vena sentral sesuai indikasi.
i.     Pantau keseimbangan cairan dan elektrolit.
j.     Menurunkan peningkatan suhu.
k.   Berikan analgesic yang sesuai untuk nyeri.
l.     Bantu mendapatkan specimen darah, urine, isi lambung dan muntah.
m. Berikan perawatan yang konstan dan perhatian pada pasien koma.
n.   Pantau dan atasi komplikasi seperti hipotensi, disritmia jantung dan kejang.
o.   Jika pasien dipulangkan, berikan bahan tertulis yang menunjukan tanda dan gejala masalah potensial dan prosedur untuk bantuan ulang.
a)      Minta konsultasi dokter jiwa jika kondisi tersebut karena usaha bunuh diri
b)      Pada kasus keracunan pencernaan yang tidak disengaja berikan pencegahan racun dan instruksi pembersihan racun rumah pada pasien atau keluarga

.      2.  Penatalaksanaan umum keracunan melalui inhalasi

a.    Bawa pasien ke udara segar dengan segera; buka semua pintu dan jendela.
b.   Longgarkan semua pakaian ketat.
c.    Mulai resusitasi kardiopulmonal jika diperlukan.
d.   Cegah menggigil; bungkus pasien dengan selimut.
e.    Pertahankan pesien setenang mungkin.
f.     Jangan berikan alcohol dalam bentuk apapun.
.
     ·   Pertolongan Pertama Pada Keracunan Makanan
a.    Untuk mengurangi kekuatan racun, berikan air putih sebanyak-banyaknya atau diberi susu yang telah dicampur dengan telur mentah.
b.   Agar perut terbebas dari racun, berikan norit dengan dosis 3-4 tablet selama 3 kali berturut-turut dalam setia jamnya.
c.    Air santan kental dan air kelapa hijau yang dicampur 1 sendok makan garam dapat menjadi alternative jika norit tidak tersedia.
d.   Jika penderita dalam kondisi sadar, usahakan agar muntah. Lakukan dengan cara memasukan jari pada kerongkongan leher dan posisi badan lebih tinggi dari kepala untuk memudahkan kontraksi
e.    Apabila penderita dalam keadaan p[ingsan, bawa egera ke rumah sakit atau dokter terdekat untuk mendapatkan perawatan intensif.
                                          
                                    BAB 3
                               PEENUTUP

1.KESIMPULAN
       Keracunan adalah kondisi atau keadaan fisik yang terjadi jika suatu zat,    dalam jumlah   relatif sedikit, terkena zat tersebut pada permukaan tubuh, termakan, terinjeksi, terhisap, atau terserap dan selanjutnya menyebabkan kerusakan struktual atau gangguan fungsi.Pada dasarnya semua bahan dapat menyebabkan keracunan tergantung seberapa banyak bahan tersebut masuk kedalam tubuh. Bahan-bahan yang dapat menyebabkan keracunaan adalah : Obat-obatan, Gas toksin,  zat kimia industri, zat kimia pertanian, makanan, bisa ular atau serangga.

2.SARAN
      Dengan dibuatnya makalah ini para pembaca sebagai calon perawat profesional dapat memberikan penatalaksanaan pada pasien keracunan dengan baik dan benar sehingga makalah kami bermanfaat.


DAFTAR PUSTAKA
Arief, dkk 2000, Kapita Selekta Kedokteran ed. 3, jilid 2, Medika Aesculapius, Jakarta.

Kisanti,Annia. 2012. Panduan Lengkap Pertolongan Pertama Pada Darurat Klinis. Jilid-1. Araska : Yogyakarta
Marylin. D. 2000 , Rencana Asuhan Keperawatan, EGC Jakarta.
Smeltzer, Suzzane. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah volume 3. Jakarta: EGC.